watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

desah selingkuhanku

Perkenalkan namaku Andi, kejadian ini terjadi
sebelum aku menikah dan berkeluarga, dulu aku
tinggal di kota P di bilangan Jakarta Pusat, di
belakang rumahku tinggal keluarga M.
Sebenarnya dia masih ada famili jauh, tapi
hubungan saudaraku hanya dengan bapaknya
yang sepupu dari ibuku, sedangkan Iis adalah
anak yang dibawa dari istri Omku M karena dia
menikahi janda teteh I dari daerah bogor.
Saat aku masih dibangku SMP hingga SMA aku
suka main dirumahnya, dan karena pengaruh
dari buku-buku porno dan juga film BF aku
mulai berani memegang-megang bagian sensitif
dari tubuh Iis, keluarga M tidak curiga karena aku
masih mereka anggap saudara atau keponakan
walau jauh. Dulu sering saat dia sedang
menyapu aku peluk dari belakang dan meraba-
raba payudaranya atau saat aku menginap aku
meremas-remas tangan dan mengelus pahanya,
Iis masih lugu saat itu dan hanya respon birahi
yang dia berikan tanpa dia mengerti harus
bagaimana saat itu, akupun sering beronani dan
membayangkan seandainya aku bersetubuh
dengannya.
3 tahun berlalu, dan kini aku bekerja
diperusahaan export import, Iis pun menikah
dengan W pria yang juga masih tetangganya di
kota P. W adalah pria yang berpenghasilan
dengan menjadi tukang ojek. Aku sudah tidak
tinggal di kota P, tapi kost di daerah T yang
masih dalam wilayah Jakarta juga, hal ini agar
dekat dengan tempat aku bekerja. Saat itu aku
sedang dinas luar, dan karena kebetulan lewat
daerah P, maka aku sempatkan mampir
kerumah Om M untuk sekedar beristirahat
sebentar, ternyata Om M sedang kerja dan teteh
I sedang menunggu warung nasinya, yang ada
hanya adik Om M yang tuna rungu atau bisu.
Saat itu pernikahan Iis baru 1 tahun, saat aku
datang dia sedang menonton sinetron di televisi
dan mengenak daster tanpa lengan.
"Hai Is.. Apa kabar?" sapaku.
"Eh Andi.. Lama ngga keliatan, ayo masuk..
Tumben, ada apa nih?" sahutnya lembut.
"Kebetulan aku lewat sini jadi sekalian mampir"
jawabku.
Dia membuka lemari es dan memberikanku
segelas air dingin, setengah jam kemudian dari
mulutnya meluncur cerita tentang W sang
suami, dulu suaminya itu tukang jajan ke tempat
prostitusi dan jika berhubungan intimpun hanya
sebentar.. Kadang penisnyapun tidak mau ereksi.
Aku mendengarkan ceritanya dengan santai, dan
akhirnya dia mengatakan soal aku dan dia dulu
yang membuat jantungku berdegup keras.
"Jadi ingat dulu ya di? Saat kita masih.."
Kujentikkan jariku dimulutnya agar tidak
meneruskan kalimatnya dan secara spontan
kuremas jemari tangannya, dan kulumat
bibirnya dengan penuh bernafsu serta kupeluk
tubuhnya erat. Iis melenguh tanda birahinya
juga mulai memuncak.
"Arghh.. Di.. Ohh.."
Peniskupun sudah sangat tegang seakan akan
loncat dari tempatnya dibalik celana panjang
kerjaku. Kini kuarahkan lidahku ke lehernya,
kemudian turun kebelahan dadanya, isis makin
mendesah hebat dan reflek tangannya membuka
reluiting celanaku dan mencari penisku yang
sudah menegang keras. Dikocoknya penisku
lembut dan perlahan, rasa nikmat menjalar
diseluruh tubuhku. Kubuka tali dasternya dan kini
Iis hanya mengenakan bra dan celana dalamnya
saja..
Sedangkan jari jemari Iis mulai melepas
kemejaku, dan dengan lihai dia melepas celana
panjangku, ku buka bra yang menutupi
payudaranya yang masih terhitung kencang
karena Iis belum mempunyai anak, kujilati dan
kuremas pelan kedua bukit indahnya itu..
"Shh.. Andi.. Oh.. Andi.. Sayanng.. Enaak.. Ahh"
desahannya membuat libidoku makin meninggi
dan meledak-ledak.
"Ka.. Mu.. Sek.. Si iss.. Ssh.." ucapku terputus-
putus karena gelegak birahi yang meletup-letup.
Rasa penasaranku pada saat aku masih duduk
dibangku dibangku sekolah harus kutuntaskan,
toh dia kini sudah ada yang punya, pikirku. Aku
tak membuang banyak waktu, kulepaskan celana
dalamnya yang berwarna putih dan kulepaskan
juga celana dalamku, hingga penisku kini berdiri
tegang bebas dan siap menuju lubang surgawi
milik Iis..
Kuarahkan mulutku keliang vaginanya.. Lalu
mulai kujilati vaginanya yang sudah basah
karena dia sudah mengalami birahi yangs angat
tinggi, dan sesekali kuhisap itilnya yang
kemerahan.
"Uff.. Andi.. Ka.. Mu apakan me.. Mek iiss.. Akh..
Bang W tidak per.. Nah lakukan ini.. Ouh.. Ssh..
Arghh"
Iis mulai meracau, mungkin suaminya karena
dulunya sering jajan diluar makanya jarang atau
bahkan tidak mengerti apa itu foreplay.
Kesempatan.. bathinku..
Jilatanku makin menggila dan Iis mengoyangkan
pinggulnya kekiri dan kekanan pertanda dia
sudah lupa diri dan lupa segala-galanya bahwa
kini statusnya adalah istri W.
"Ohh.. Andii.. Iis.. Ga tahaan.. Masukiin doong..
Pleasee.. Ahh.. Masukin kontolmu di.. Ahh.."
Kulihat Iis sudah tidak sabar lagi untuk
menggapai orgasme dan membuka vaginanya
lebar-lebar dengan melebarkan kedua kakinya..
Kuhujamkan penisku ke memeknya yang sudah
basah.. Lebih mudah bagi penisku dan langsung
masuk kedalam vaginanya..
"Oughh.. Arghh.. Ohh.. Kontol Andi enak.. Ahh..
Coba da.. Ri du.. Lu ann.. Ohh"
Iis meracau tak karuan, kugenjot penisku keluar
masuk liang surgawinya dan lambat laun makin
cepat dan cepat, sehingga menimbulakn suara
"Plokk.. Plok.." diseluruh ruangan..30menit
berlalu kuhujamkan penisku kedalam liang
surgawinya, tiba-tiba.. Memeknya menjepit
keras penisku dan dia memmeluk erat serta
menggigit putingku.. Rupanya dia sebentar lagi
akan orgasme.. Kupacu penisku lebih cepat dan
tubuhnya menggelepar-gelepar karena nikmat.
"Andii.. Iis ke.. Lu.. Arr.."
"Iya.. Sayang.. Aku juga.. Sebeenn.. Tar lagii"
ucapku menderu..
Karena penisku juga sudah mengeras dan
berdenyut-denyut siap memuntahkan laharnya..
"Iiss.. Ohh.. Aku.. Juga.. Ke.. Luarr..".
Tubuhku ambruk didadanya, dengan tubuh
berkeringat kuelus payudaranya dan kucium
bibirnya..
"Is.. Barang kamu enak.."..
"Barang kamu juga di.. Ahh.." sahut Iis lemas tak
berdaya.
Tanpa kami sadari ada sepasang mata
mengawasi dari tadi, bahkan mungkin dari awal,
kulirik ruangan sebelah yang hanya tertutup tirai,
kulihat disebelahku Iis sudah tertidur pulas
karena kelelahan, kuhampiri orang yang
mengintipku sejak tadi, ternyata dia adalah adik
omku M yang bisu, tanpa sehelai benangpun
kuhampiri dia, adik omku ini bertubuh agak
gemuk dan kulitnya agak kecoklatan, dia hanya
menatap penisku yang kini sudah mulai kembali
tegang. Kutunjuk dengan jari kearah penisku
dengan maksud apakah dia menginginkan ini
juga seeprti yang dilihatnya tadi.
Kuraih tangannya untuk memegang penisku,
tangannya gemetar karena aku tahu pasti dia
belum pernah disentuh laki-laki apalagi diraba,
aku takut ada orang lain lagi yang datang dan
ada mata lain yang menangkap basah
perbuatanku ini, maka segera kubuka bajunya
dan seluruh pakaian dalamnya, kusedot dan
kuhisap payudaranya dan kumasukkan jariku ke
dalam vaginannya..
"Uhh.. Mphh.. Shh" Mbak M mulai keenakan
karena mungkin dia sudah horny dari tadi
melihat adeganku dengan Iis, kuhujamkan
penisku agak keras kelubangnya yang masih
virgin alias perawan, kututup mulutnya agar
tidak berteriak atau mengeluarkan suara keras,
hingga membangunkan Iis atau terdengar oleh
yang lain.
Kugenjot makin cepat dan cepat, Mbak M
kusuruh menungging dan tangannya
berpegangan pada bibir ranjang, kugenjot
penisku keluar masuk, tiba-tiba dia berbalik lalu
denga ganasnya memegang penisku untuk
dimasukkannya ke memeknya dari depan lalu
mengajakku jatuh keranjangnya, kugenjot lagi
dia dengan posisi normal seperti yang dia
inginkan..
"Mph.. Argh.. Uhh.. Ah.. Akhh" karena bisu dia
tidak bsia mengatakan akan orgasme atau keluar,
maka dia memeluk erat dan menggigit leherku
lalu terkulai lemas dengan mata terpejam, aku
harus orgasme juga dengannya, pikirku..
Tidak perduli dia sudah terkulai lemas dan
memejamkan mata, kugenjot dia cepat dan
penisku mulai berdenyut-denyut agak lama kini
aku mengalami orgasme, karena
sepengetahuanku, jika pada permainan kedua
laki-laki akan mempunyai daya tahan yang agak
lama. Nafasku mulai membur dan sambil
kugenjot memek Mbak M yang sudah basah itu
kucumbui bibirnya walaupun Mbak M tidak
merespon atau mungkin tidak tahu bagaimana
cara berciuman.
"ssh.. Mbak.. Aku mau munn.. Cratt.. Arghh"
kutumpahkan spermaku didalam liang
vaginanya yang hangat..
Ahh.. Nikmat sekali istirahatku siang ini..
Kukenakan pakaianku dan kubangunkan Iis untuk
berpamitan, sambil kubisikkan padanya.
"Lain kali kita ketemu diluar ya?" Iis hanya
menjawab dengan anggukan dan senyuman.Pada cerita terdahulu aku sudah menceritakan
pengalaman bagaimana perselingkuhanku
dengan Iis dan juga sekaligus adik pamanku
Mbak M, setelah kejadian itu aku dan Iis beberapa
kali bertemu di hotel dan mengulang serta
mereguk dahaga akan seks diantara kami
berdua, sampai akhirnya setahun aku tidak
bertemu dengannya lagi. Kudengar kini Iis sudah
mempunyai seorang anak dari pernikahannya
dengan W.
Entah kenapa sejak pagi ini aku terus memikirkan
Iis, rasa rindu untuk bersetubuh lagi dengannya
begitu kuat dan menggebu, hingga akhirnya
kuberanikan diri kembali untuk datang ke
rumahnya siang ini disela waktu kerjaku.
Kuketuk pintu beberapa kali, seperti biasa rumah
itu terlihat lengang dan sepi. Agak lama aku
menunggu di muka pintu sampai akhirnya pintu
terbuka dan yang membukakannya adalah Imah
adik Iis, perlu juga aku ceritakan bahwa Omku
MJ menikah dengan seorang wanita ynag sudah
menjanda 2 kali yaitu teteh I dan dia membawa 2
orang anak yaitu Iis dan Imah dan keduanya
berlainan bapak.
"Eh Kak andi, sudah lama nggak ketemu.. Masuk
Kak," ucap Imah seraya membuka pintu.
Suasana rumah persis seperti dulu aku datang
lenggang dan sepi.
"Pada ke mana Mah?" ucapku basa-basi.
"Mama jaga warung, Papa kerja.." jawab Imah,
"Engg.. Kalo Kak Iis?" tanyaku lagi cepat.
"Kak Iis sudah nggak tinggal disini, dia ngontrak
dengan Om W di kota T," lanjutnya.
Ada rasa kecewa dihatiku karena segala hasrat
dan pikiran kotorku sejak pagi ini tidak
kesampaian. Imah adalah gadis yang beranjak
dewasa, tubuhnya ramping dan agak kecil. Tapi
kulitnya benar-benar putih mulus dan bibirnya
merah merekah yang membuat lelaki manapun
akan gemas melihatnya. Saat itu Imah hanya
mengenakan kaos you can see/kaos tanpa
lengan dan celana pendek olahraga yang sangat
pendek dan minim. Sempat aku menelan ludah
melihat pahanya yang mulus dan menantang
itu, tapi aku berusahan sebisa mungkin menahan
gejolak nafsu yang sejak pagi ini begitu
menggebu.
"Imah masih sekolah ya?" tanyaku untuk
menghilangkan kegalauan.
"Ihh.. Enak aja, makanya Kak Andi sering-sering
main dong ke sini, sekarang Imah sudah kerja
tauu.." ucapnya dengan gaya manja.
"Oh ya? Wah nona Imah yang cantik ini sudah
besar rupanya ya?" lanjutku.
Kulihat Imah tersipu malu, terlihat dari wajah
putihnya yang merona merah. Entah keberanian
dari mana, tiba-tiba kata-kata ini meluncur dari
mulutku, "Imah.. Sekarang kamu bener-bener
cantik dan sexy deh.." ucapku sambil menelan
ludah.
"Ihh.. Kak Andi gombal ah.." balasnya seraya
tertawa renyah dan mencubit pahaku.
"Ehh... Berani nyubit Kak Andi ya? Sakit tau.."
jawabku sambil pura-pura menunjukkan rona
muka kesakitan.
Kukejar dia yang mencoba menghindar dan
berlari kecil dariku. Tiba-tiba Imah terjatuh di
karpet ruang tamu karena tersandung pinggiran
sofa, akupun tidak kehabisan akal, kuikuti dia dan
ikut pula pura-pura terjatuh dan menindih
tubuhnya yang telentang di karpet ruang tamu.
Tubuhku merapat dengan tubuhnya, dadanya
yang tidak terlalu besar tapi sexy itu naik turun
seakan menahan gejolak, bagi gadis remaja
yang mulai beranjak dewasa itu.
Kupandangi mata dan bibirnya yang merakah
itu, spontan saja kubelai lembut rambut dan
keningnya, tidak ada gerakan penolakan darinya..
Bahkan ketika kucium bibirnya dan melumatnya
dengan penuh bernafsu.. Imah tidak menolak,
bahkan melayani pagutan demipagutan bibirku.
Lidah kami slaing mnejelajah dan nafas kami
berdua mulai tak teratur, dan terdengar menderu
terpacu birahi. Tanganku bergerilya dibalik
kaosnya, dengan lihai kubuka ikatan tali bra
miliknya yang menutupi kedua buah dadanya.
Terasa detak jantung Imah berdegup keras,
mungkin dia belum pernah diperlukan seperti ini
oleh lelaki ataupun pacar-pacarnya dulu.
Kuangkat kaosnya sebagian keatas, hingga kini
buah dadanya terlihat jelas dipelupuk mataku,
sambil terus kupagut bibirnya, kuremas lembut
payudaranya dari bawah sampai puncak
putingnya. Imah menggelinjang hebat dan mulai
mendesah hebat sambil memejamkan
matanya..
"Ahh.. Kak.. Ann.. Ouhh" desahnya membuat
libidoku makin meninggi.
Lalu lidahku turun kelehernya.. Kebelahan
dadanya.. Dan akhirnya kujilati dan kusedot
teteknya yang mulai mengeras.
"Arghh.. Kakk.. Ughh.. Mphh.." Imah mendesah
penuh nimat, sambil terus kujilat dan kusedot
putingnya, kubuka celana pendeknya, hingga
Imah hanya mengenakan celana dalamnya saja
yang berwarna biru. Kuraba permukaan
vaginanya yang masih tetutup CD, kuremas-
remas pelan dan kusodok-sodok dengan jari
jemariku yang lihai menggerayangi mekynya.
"Uhh.. Kak.. An.. Di.. Ahh.. Aduhh.. Kak.. Kok.
Gi.. Ni sih ahh.. E.. Nakk.. Ohh.." Imah sudah
mulai meracau tak kuasa menahan nikmat yang
menghinggapi sekujur tubuhnya. Kubuka celana
panjangku dan kutuntun tangannya untuk
menggengam penisku., kugerakkan tanganya
agar membuat gerakan mengocok penisku yang
sudah begitu snagat tegang dan tak sabar ingin
meraih kenikmatan.
Kulepaskan celana dalamnya, yang tertinggal kini
hanya mey-nya yang ditumbuhi bulu-bulu halus
dipermukaannya. Kuarah lidahku ke liang
kewanitaannya, Imah terhenyak kaget dan
matanya terbelalak, karena seumur hidup dia
belum pernah diperlakukan seperti ini padanya.
"Kakk.., Uhh.. Ge.. Lii.. Ahh.. Kak.. Andi.. Mphh..
Geli.. Uohh.. Enak.. Me.. Mek Imah.. Ahh.." racau
Imah tidak karuan, memeknya mulai basah
pertanda birahinya sudah sangat memuncak.
Kuarahkan penisku keliang vaginanya, sempit
dan tertahan sesuatu..
"Kakk.. Arghh.. Sa.. Kiit.. Imah.. Takut Kak.."
ujarnya terputus-putus antara sakit dan nimat.
"Takut apa Mah?" ucapku masih dengan nafas
menderu.
"Imah takut hamil kakak.." ujarnya lagi.
"Kalau hanya sesekali tidak akan hamil Mah.."
rayuku karena nafsuku sudah begitu
membludak, diotakku hanya berkata bahwa hari
ini aku harus mereguk kepuasan dari gadis
ramping dan mulus ini.
"Ja.. Ngan disini Kak.. Imah takt.. Nan.. Ti ada
orang.." nafasnya masih tak teratur.
"Jadi Imah mau kita ke hotel? Emangnya Imah
nggak kerja?" lanjutku.
Imah menggeleng, "Imah lagi off Kak.." karena
dia bekerja sebagai SPG di sebuah mall makanya
liburnya justru pada saat hari kerja.
Kupacu motorku kedaerah menteng, dan kucari
hotel yang bertaraf sedang, tidak terlalu mewah
tapi cukup untuk berdua tuntaskan hasrat, dalam
hati aku tertawa, gila.. Dulu hotel ini kupakai
bersama Iis, kini dengan Imah adiknya walau
mereka berasal dari dua bapak yang berbeda.
Kuparkir motorku dan bergegas menuju
resepsionis, agak tergesa memang, karena
nafsuku yang sempat membludak tadi menjadi
tertunda.
Sesampai dikamar hotel kulumat rakus bibirnya
dan smabil dengan posisi berdiri kami
tanggalkan semua pakaian yang melekat ditubuh
kami. Bagai dua orang yang sangat haus dan
lapar akan seks, kami berdua saling bercumbu
dan berguling diranjang hotel yang empuk, kini
Imah benar-benar meluapkan nafsunya karena
sudah tidak ada lagi rasa khawatir di didrinya
akna ada orang yang melihat. Kujilati tetenya
yang mengeras dan kusedot putingnya
membuat Imah mendesah dan meracau sejadi-
jadinya.
"Kakaak An.. dii ahh.. Teruuss.. Terussiin kaka..
Auhh.. Imahh enakk nihh.." Imah menolehkan
kepalanya ke kiri dan ke kanan benar-benar
kewalahan akan seks dan kenikmatan yang baru
direguknya.
Kujilati memeknya yang basah oleh cairan,
kujelajahi liang surgawinya dengan lidahku dan
sesekali menghisap dan menggigit kecil
klitorisnya, tubuhnya menggelepar.. Tanganya
meremas rambutku dan Imah menggigit
bibirnya saking nikmatnya. 10 menit berlalu dan
jilatanku pada memeknya makin liar dan
menjadi-jadi. Tiba-tiba tubuhnya mengejang,
tangannya mencengkram rambutku begitu kuat,
setengah histeris Imahh berteriak dan mendesis..
"Ahh.. Kaa.. Imaahh.. Ke.. Luarr.. Ahh.."
Lalu semenit kemudian tubuhnya lunglai dan
terkulai lemas diranjang. Kubiarkan Imah
menikamti orgasmenya.. Kujilati tetenya dan
sesekali kuciumi bibirnya, sampai akhirnya
libidonya kembali bangkit. Kuarahkan penisku
kemulutnya, Imah sempat menggelemg tidak
mau melakukannya.
"Imah belum.. Pernah Kak.." ucapnya pelan.
Aku tersenyum dan berkata, "Pelan-pelan Mah..
Kak Andi ajari.."
Pertama Imah mengoral penisku terasa giginya
mengenai batang penisku dan membuat ngilu,
tapi 5 menit kemudian dia sudah lihai dan benar-
benar pandai mengocok penisku dimulutnya..
Penisku makin mengeras dan Imah makin
ketagihan dan makin cepat mengocok penisku
didalam mulutnya, aku mengerang penuh
nikmat..
"Arghh.. Imah.. Oh.. Ka.. Mu pintarr.. Sayaang..
Ohh.. Iya teruss.. Enaak.." racauku.
Kukeluarkan penisku dari mulutnya, lalu
kuarahkan pada vagina yang sudah licin setelah
orgasmenya yang pertama tadi, kini penisku
setengah masuk ke memeknya..
"Ouh.. Maasih.. Sa.. Kit Kak..". ucap Imah denga
wajah meringis..
Kutarik keluar pelan-pelan.. Lalu kuhujamkan lagi
lembut, makin lama penisku makin terbenam
kedalam liang memeknya yang sempit.. Dan
ketika kurasa tinggal sedikit lagi kutekan agak
keras..
"Ahh.. Kakk.. Imah setengah menjerit"
Karena kaget ketika seluruh penisku amblas
didalam liangnya. Kumaju mundurkan pantatku,
dan terdengar suara decakan dari liang
surgawinya, kugoyang sedikit penisku sehingga
membuat memek Imah berdenyut-denyut.
"Ahh.. Kakakk.. Enaak.. Kak.. Benerr.. Dehh..
Uhh.. Teruss.. Imah.. Inginn.. Ini.. Teruss..
Ahh," racau Imah lagi.
Kugenjot makin cepat.. Cepat dan cepat..
"Imahh.. Ohh.. Memekmu sempit mah.. Uhh..
Nikmatt" desahku ke enakan..
"Kak andi.. Ihh.. Kok ginii sihh.. Enakk bangett..
Ahh.. Imahh nggak tahaan nih.. Kakk.." Imah
mendesah hebat.
Genjotan penisku di liang memeknya makin
menggila dan kurasakan penisku mulai
berdenyut-denyut siap memuntahkan sprema.
Tubuh Imah bergetar dan mengejang hebat..
"Kakk.. Ahh.. Teruss.. Dikiit lagi.. Imahh mau..
Keluarr lagii.. Ouhh," desah Imah panjang
mengiringi orgasmenya.
Akupun ingin tuntaskan permainanku dan
mencapai orgasme.. Aku menggeram hebat dan
nafasku makin menderu..
"Aku.. Ju.. Ga.. Ma.. Uu.. Keluarr Mahh.. Arhh"
Tubuhku terkulai lemas diatas tubunya, kami
bersimbah peluh dan saling tersenyum penuh
nikmat. Kamipun melakukannya lagi dan benar-
benar memuaskan dahaga seks kami berdua
hingga siang berganti malam.


Adult | GO HOME | Exit
1/1658
U-ON

inc Powered by Xtgem.com